JAKARTA, KEMENDIKBUD RISTEK (cv togel) — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Ir. Fajar Dwi Santoso, menegaskan bahwa pendidikan karakter harus menjadi fondasi utama dan prioritas di setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Menurutnya, pendidikan karakter bukan hanya sekadar menambah mata pelajaran, tetapi merupakan strategi kunci untuk merawat kerukunan dan Bhinneka Tunggal Ika di tengah kemajemukan bangsa.
Pernyataan ini disampaikan Mendikdasmen Fajar Dwi Santoso dalam seminar nasional bertema “Pendidikan Karakter untuk Indonesia Emas” di Jakarta, Senin (24/11/2025).
I. Kerukunan sebagai Output Utama Pendidikan Karakter
Mendikdasmen menyoroti bahwa tujuan akhir dari pendidikan karakter yang dicanangkan Kemendikbud Ristek bukanlah sekadar menciptakan siswa yang cerdas secara akademik, melainkan siswa yang memiliki toleransi, etika, dan kemampuan beradaptasi dalam masyarakat yang majemuk.
Mengatasi Polarisasi: Pendidikan karakter diharapkan dapat menjadi penangkal terhadap paham-paham radikalisme, intoleransi, dan polarisasi sosial yang sering mengancam persatuan bangsa.
Empati dan Kolaborasi: Fokusnya adalah menanamkan nilai-nilai empati, saling menghormati, dan kolaborasi sejak dini. Nilai-nilai ini akan menjadi modal sosial bagi generasi muda ketika mereka memasuki dunia kerja dan bermasyarakat.
Profil Pelajar Pancasila: Implementasi pendidikan karakter ini sejalan dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila yang mencakup gotong royong, berkebinekaan global, mandiri, bernalar kritis, dan berakhlak mulia.
“Kerukunan adalah buah manis dari pendidikan karakter yang berhasil. Jika karakter sudah kuat, nilai-nilai toleransi dan gotong royong sudah tertanam, maka pondasi kebhinekaan kita akan kokoh, dan itulah modal utama menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Mendikdasmen.
II. Peran Guru dan Orang Tua dalam Kolaborasi
Mendikdasmen menekankan pentingnya peran guru dan orang tua dalam kolaborasi aktif:
-
Guru sebagai Teladan: Guru harus menjadi teladan nyata dalam bersikap toleran dan menghargai perbedaan di sekolah.
-
Keterlibatan Orang Tua: Sekolah didorong untuk melibatkan orang tua secara aktif melalui forum parenting dan komunikasi yang intensif, memastikan bahwa nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah juga diterapkan di lingkungan rumah.
Kementerian terus bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) untuk memastikan kurikulum dan materi ajar memperkuat nilai-nilai kearifan lokal yang sarat dengan pesan kerukunan.
