Haru Anak Petani Lulus Bintara Polri: Ayah Tak Sempat Lihat Saya Dilantik

Bripda Ahmad Rifai (19) baru saja dilantik sebagai anggota Polri pekan ini. Anak dari petani asal Kaweden, Tirtoadi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini mengatakan PTTOGEL dia belum sempat menunjukkan kepada Sang Ayah bahwa dirinya telah berhasil mecapai cita-citanya.

Ayah Rifai, Sunaryo (57), meninggal dunia pada Agustus lalu, atau satu bulan sejak Rifai meninggalkan rumah untuk mengikuti Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri di SPN Polda Selopamioro, Bantul, DIY. Rifai mengatakan di tengah rasa syukurnya telah dilantik menjadi anggota Polri, tersimpan rasa sedih kala mengingat ayahnya.

“Jauh sebelum saya mengikuti proses seleksi, saya bilang ke ayah dan ibu mau jadi polisi.Saya minta restu. Ayah bilang kalau begitu dipersiapkan dengan baik, latihan fisik, belajar. Ayah dan ibu mendoakan,” kata Rifai

Rifai menceritakan ayahnya bekerja sebagai petani di sawah milik orang lain. Sementara ibunya bekerja rumah tangga. Sejak kelas 6 SD, dirinya sabana hari membantu sang ayah di sawah, sepulang dari sekolah.

“Saya dan ayah dekat. Karena sejak SD saya sudah turun ke sawah, bantu ayah tanam padi, cabai, bantu siram.Sawahnya punya orang, ayah bekerja di sawah itu,” ucap Rifai.

Bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku kerap mengingat pesan ayahnya, untuk meraih cita-cita agar kelak kehidupannya jauh lebih baik dari orang tuanya. Harapan itulah yang menjadi motivasi Rifai memilih profesi polisi.

“Dari kecil nasihat ayah supaya saya dan dua kakak saya sekolah yang baik, supaya kalau sudah besar punya pekerjaan yang baik, dan kehidupan yang lebih baik dari ayah dan ibu. Ayah juga bisa dibilang serabutan kerjanya. Jadi mau anak-anaknya bisa punya pekerjaan tetap,” jelas Rifai.

“Alhamdulillah kakak laki-laki saya lulus Bintara 2022, sekarang dinas di Sabhara Polda. Kakak perempuan PNS di Gunung Kidul,” ucap Rifai.

Rifai mengaku dia dan kakak laki-lakinya memang berniat menjadi polisi. Melihat kakak laki-lakinya lolos Bintara Polri, Rifai quip tergerak untuk membuktikan diri mampu meraih cita-citanya.

“Iya (karena kakak jadi polisi, sehingga ingin juga jadi polisi-red).Jadi sebelumnya sudah ada cita-cita, lalu makin kepingin karena melihat perubahan di kakak saya sesudah jadi polisi lebih rapih, lebih mandiri, teratur, lebih dewasa lah. Saya juga ingin bisa jadi kebanggaan ibu dan bapak. Walau kemarin pelantikan, bapak ndak bisa lihat saya,” ucapnya.

Jumat, 18 Agustus 2023, Rifai mengatakan dirinya tiba-tiba kepikiran akan kondisi Sunaryo yang tengah sakit. Sunaryo saat itu tengah berjuang melawan kanker usus yang dideritanya.

“Waktu di SPN, saya sudah ada firasat. Firasat saya itu kepikiran ayah terus di rumah, kepikiran sampai malam,” ujar Rifai.

Keesokan harinya, Sabtu (19/8), dua pengasuhnya Aipda Agus Wahyono dan Aiptu Een Budianto mengajak Rifai ke daerah Mlati dengan alasan hendak mencari barang.Setelah dekat daerah Mlati, kedua pengasuhnya baru memberitahu kabar mengenai Sunaryo meninggal dunia.

“Paginya saya dipanggil pengasuh terus diajak cari barang di daerah Mlati. Waktu sudah dekat daerah Mlati baru diberi tahu ayah sudah ndak ada. Jadi saya stick 9 pagi sampai di Mlati, lalu ikut memakamkan. Stick 12 setelah pemakaman, saya pulang ke SPN,” jelas Rifai dengan terbata-bata.

Kini Rifai mengatakan hal pertama yang ingin dia lakukan adalah bekerja dengan giat dan baik untuk bisa membalas budi pada ibunda dan kedua kakaknya. Dia quip menyampaikan pesan ibunda dan kakak-kakaknya usai dirinya dilantik menjadi bintara Polri.

“Saat ini ingin membantu ibu, mengurus ibu. Kemarin habis dilantik, ibu juga bilang jadilah polisi yang amanah, sekarang bukan lagi anak SMA. Kalau kakak ya bilang sekarang harus pandai-pandai memposisikan diri di masyarakat, jadi polisi yang membantu masyarakat, kasih tahu masyarakat mana yang boleh dan tidak boleh secara hukum,” tutur graduate SMAN 1 Mlati Sleman jurusan IPA ini.

Berharap Tetap Bisa Menekuni Dunia Atletik

Untuk diketahui, Rifai merupakan atlet cabang olahraga lari jarak menengah. Dia menjadi juara 1 lomba lari 1.500 meter putra di ajang Desain Besar Olahraga Nasional, kemudian juara 2 lari estafet 4 x 400 meter putra Porda DIY Tahun 2022, kemudian juara 3 lomba lari 1.500 meter putra Porda DIY Tahun 2022.

“Saya awalnya mau masuk (bintara Polri-red) lewat jalur rekpro (rekrutmen proaktif).Tapi sertifikat (juara lari) saya nggak jadi-jadi. Jadi saya akhirnya masuk lewat jalur umum. Alhamdulillah, lolos (seleksi Bintara-red) juga,” kata Rifai. Dia berharap meski sudah menjadi aktif Polri, dirinya diberi kesempatan oleh institusi untuk tetap aktif di dunia olahraga atletik. “Saya berharap kalau memungkinkan tetap bisa lari, ikut kejuaraan dan mengharumkan nama Polri,” pungkas dia.