Ponpes di Depok dan Ahli Waris Sepakat Jual Beli Lahan untuk Akses Jalan

Masalah akses jalan untuk Pondok Pesantren (Ponpes) Khoirur Rooziqiin di Beji, Depok, Jawa Barat, menemukan titik terang. Pihak pondok pesantren dan ahli waris pemilik lahan yang dapat digunakan EPICTOTO sebagai akses menuju ponpes sepakat untuk melakukan jual beli tanah.
Kesepakatan itu didapat setelah Pemkot Depok memfasilitasi mediasi. Camat Beji Hendar Fradesa mengaku bersyukur atas kesepakatan itu. Ia menyebutkan polemik akses jalan tersebut dianggap selesai.

“Alhamdulillah, benar kami Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Beji yang terdiri dari Camat, Kapolsek, Danramil, dan lurah sudah melakukan mediasi antar pihak pada tanggal 13 Maret 2024. Dihadiri oleh pihak ponpes, ahli waris pemilik jalan, pengurus lingkungan, dan disaksikan perwakilan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol),” kata Hendar dilihat dari situs Pemerintah Kota Depok, Minggu (17/3/2024).

Hendar menyebutkan pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan sebelumnya yang memohon adanya fasilitasi pertemuan antara pihak ponpes dan ahli waris serta para pengurus lingkungan.

“Setelah melalui tanggapan dari para peserta pertemuan, di hari yang sama, kedua belah pihak terjadi kesepakatan untuk melakukan pembelian dan pemanfaatan akses jalan menuju Ponpes Khoirur Rooziqiin Beji. Untuk selanjutnya, pihak ahli waris dan ponpes melanjutkan negosiasi,” ucapnya.

“Tugas kecamatan telah selesai untuk memfasilitasi. Alhamdulillah mereka sepakat beli lahan,” tutupnya.

Sebelumnya, heboh salah satu pondok pesantren (ponpes) di Depok, Jawa Barat, tidak memiliki akses. Ponpes Khoirur Rooziqiin yang terletak di Jalan Rawa Maya III, Beji.

pun telah menyusuri lokasi ponpes ini. Dari arah barat, akses ke ponpes ini dapat melewati Jalan Rawa Maya III dan hanya bisa dilintasi pejalan kaki atau sepeda motor.

Jika melalui Jalan Rawa Maya III pun hanya bisa tiba di bagian belakang ponpes, di mana ponpes ini saling membelakangi dengan SMAN 14 Depok. Aksesnya harus melewati jalan kecil hingga menyeberangi jembatan kayu kecil di atas empang. Hingga akhirnya tiba di pintu terali yang hanya bisa diakses pejalan kaki.